Gaya Arsitektur di Indonesia

Gaya Arsitektur adalah bentuk,cara pembuatan,material,serta sifat atau karakter dari wilayah tempat bangunan tersebut dibuat.Penggolongan sebuah Gaya Arsitektur dapat didasarkan pada kapan bangunan tersebut dibuat,karna dapat menjadi lambang sebuah kebiasaan atau fashion di era dimana bangunan tersebut dibuat. Selain itu,pengaruh agama serta kemajuan teknologi juga dapat mempengaruhi gaya sebuah bangunan

“An architectural style is characterized by the features that make a building or other structure notable and historically identifiable. A style may include such elements as form, method of construction, building materials, and regional character..
Most architecture can be classified as a chronology of styles which changes over time reflecting changing fashions, beliefs and religions, or the emergence of new ideas, technology, or materials which make new styles possible”.

Gaya arsitektur yang termanivestasi dalam bangunan-banguan di Indonesia cukup beragam. Kesemuanya memiliki ciri khas masing-masing. Ada 5 konsep yang cukup polpuler di kalangan dunia arsitektur khususnya di Indonesia. Bagi beberapa arsitek mencoba mengkreasikan kombinasi dari kelima macam gaya arsitektur tersebut. Berikut ini 5 macam gaya arsitektur yang banyak di gunakan dalam konsep bangunan di Indonesia.

5 macam gaya arsitektur yang banyak di gunakan dalam konsep bangunan di Indonesia.

1. Konsep Mediterania

Gaya bangunan dengan konsep mediterania ini mengacu pada konsep bangunan kerajaan eropa di tahun 80’an. Ciri-ciri bangunannya bisa dilihat dari adanya pilar-pilar besar dan adanya lengkungan serta ornamen-ornamen hiasan pada dinding. Tidak hanya itu, semangat konsep mediterania adalah berusaha dekat dengan nuansa alam, sehingga bahan bangunannya pun banyak menggunakan bahan alami seperti tanah liat dan batuan alam.

Konsep mediterania ini sangat cocok bagi Anda yang ingin menonjolkan sisi kemewahan bangunan. Sangat terlihat bagaimana desain mediterania terdapat pintu dan jendela yang besar. Tidak hanya ukuran, aspek warna juga mempengaruhi kesan mewah pada konsep bangunan ini. Penggunaan warna yang sering dipilih adalah warna coklat, merah bata, kuning tanah. Sehingga betul-betul menggambarkan desain bangunan kerajaan yang terkesan mewah.

2. Konsep Klasik

Gaya arsitektur klasik, memberikan kesan aristokrat yang mewah pada bangunan. Pilar-pilar, ornament, dan profil-profil pada list plang dan bingkai jendela disajikan dalam seni Romawi atau Yunani kuno menjadi cirri khas arsitektur klasik. DI Indonesia gaya arsitektur klasik mulai banyak digunakan pada bangunan rumah tinggal pada awal tahun 80-an.

Eksterior juga menjadi hal penting pada bangunan klasik. Umumnya bangunan klasik memiliki ukuran yang melebihi kebutuhan fungsinya. Tata letak jendela yang teratur/monoton pada tampak depan bangunan, dan komposisi bangunan yang simetris juga merupakan ciri bangunan klasik.

Interior klasik umumnya memiliki ketingian plafond idealnya melebihi 3,5 meter, sehingga bisa mengekspresikan kemegahan. Profil-profil yang detail menghisai pertemuan antara plafond dengan dinding bangunan. Tangga pada bangunan klasik dibuat lebar dalam bentuk lengkung/curva pada sebagian atau seluruh bagian tangga.

Ruangan – ruangan pada rumah klasik juga umunya di buat terpisah-pisah dan dalam ukuran yang extra besar. Mulai dari pintu masuk di bagian depan, ruang penerima(foyer) ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, dapur, dll dipisahkan dengan dinding solid. Ada kalanya koridor digunakan sebagai penghubung antara ruang-ruang yang berjauhan. Karena memang idealnya rumah bergaya arsitektur klasik di bangun di atas lahan yang luas.

Bahan bagunan yang digunakan pada bangunan klasik umunya adalah bahan-bahan alam. Pengolahan terhadap bahan-bahan bagunan klasik juga perlu mengekspresikan seni di masanya seperti besi-besi cor, marmer, batu alam adalah bahan – bahan yang ideal untuk menyajikan bengunan dengan gaya arsitektur klasik. Sangat tidak serasi jika mebuat rumah dengan gaya arsitektur klasik pda bagian jendela kita mnggunakan bahan aluminum dengan finishing anodized. Karena pertimbangan kemudahan perawatandan biaya adakalanya kita terpaksa menggunakan bahan aluminum, hanya saja kita perlu mempertimbangkan finishing yang kita gunakan agar rumah klasik menjadi benar-benar konsisten terhadap konsepnya.

3. Konsep Kontemporer

Istilah kontemporer sering di gunakan untuk memaknai gaya tahun 1940-1280’an. Namun Istilah kontemporer lebih dikenal mirip dengan istilah modern, namun dalam dunia desain keduanya dibedakan termasuk dalam penggunaan istilah dunia arsitektur. Konsep kontemporer di gunakan untuk menunjukkan gaya yang variatif, inovatif, dan fleksibel dalam gaya bangunan. Baik dari segi tampilannya, material, sampai teknologi pengolahan yang digunakan.

Gaya arsitektur kontemporer mengedepankan aspek keunikan yang diluar mainstream pada umumnya. Oleh karena itu, gaya kontemporer banyak bermain dalam pengaturan warna, dan tekstur materialnya. Bahan yang sering digunakan adalah seperti kayu, batu bata, dinding batu serta semen. Gaya kontemporer sangat mengandalkan kreatifitas arsitektur. Banyak inovasi gaya kontemporer dalam pembangunan pasar, restaurant, perkantoran, ruko, villa, dll.

4. Konsep Minimalis

Gaya arsitektur minimalis menekankan pada pertimbangan fungsional. Geometris elementer, persegi, dan kubus, minim ornamen dan dekorasi, itulah gambaran bentuk khas interior gaya arsitektur minimalis. Namun bukan berarti gaya minimalis tidak mempertimbangkan keindahan dan kesan kemewahan. Gaya minimalis masih menekankan pertimbangan estetika dan kemewahan. Namun dalam bentuk keteraturan susunan struktur bangunan, dan bukan dari kerumitan atau keunikan struktur bangunannya.

Konsep minimalis ini sangat cocok untuk rancangan arsitektur bangunan yang memiliki keterbatasan lahan. Penataan ruangannya pun terlihat mengedepankan kesan ruang yang luas dan nyaman. Konstruksi strukturalnya tersusun sederhana namun menggunakan pewarnaan yang mencolok serta sedapat mungkin gaya arsitektur ini mengurangi jumlah dinding-dinding yang membatasi ruangan.

5. Konsep Modern

Gaya arsitektur dengan konsep modern ini memiliki karakter yang simple, fungsional, bersih, stylish, dan tentunya menyesuaikan perkembangan zaman dan gaya hidup modern. Jika diamati esensi dari modern adalah terletak pada penggunaan teknologi yang semakin berkembang.
Gaya arsitektur modern tidak terlalu banyak menggunakan pengaturan ornament. Di Indonesia sendiri, gaya bangunan modern sudah banyak di terapkan mulai awal tahun 1970’an. Konsep ornament lebih melihat bentuk, bahan, dan ukuran dalam sudut pandang fungsionalnya.  Desain eksteriornya sendiri bisa dilihat memiliki karakter penggunaan jendela yang berukuran lebar dan tinggi. Kadang juga ada pilar seperti konsep mediterania, namun hanya sebagai penyangga utama dengan jumlah yang sedikit.

Karakter arsitektur modern bisa di lihat dari bentuknya yang asimetris, dengan atap datar, strukturnya terlihat halus dan efisien. Kesan mewah juga di perlihatkan dengan penggunaan benda-benda transparan seperti kaca. Bahan yang di gunakan pada unsur jendela dan pintu biasanya terbuat dari alumunium dan stainless. Sama halnya dengan  konsep kontemporer, gaya modern tidak banyak menggunakan ruangan, denah terbuka lebih cenderung di terapkan pada konsep arsitektur gaya modern.

Itulah 5 konsep yang sangat populer dan di terapkan dalam gaya arsitektur bangunan yang ada di Indonesia. Baik bangunan hunian rumah, perkantoran, gedung budaya, apartement, restaurant, dll. Kesemuanya, memiliki ciri khas masing-masing dalam mempertimbangkan fungsi, bentuk, estetika, hingga psikologis pemiliknya. Semoga informasi tersebut memberikan manfaat bagi Anda, dan memberikan inspirasi mengenai konsep bangunan mana yang Anda inginkan untuk hunian masa depan Anda.

2017-10-12T10:01:42+00:00

Leave A Comment